Jumat, 09 Agustus 2013

PENGERTIAN SISTIM PLATINA

Pengertian sistem platina


Sistem platina
Sistem platina adalah sebagai plat kontak untuk menghubungkan dan memutus aliran listrik primer koil agar terjadi iduksi/GGL pada sekunder yang berupa listrik tegangan tinggi untuk mensuplaibusi agar bias memercikan bunga api ke dalam ruang bakar
Platina dikontrol oleh nok DELCO {DISTRIBUTOR}, apabila kaki ebonite tidak terdorong oleh nok delco maka plat kontak akan terhubung sekaligus mengalirkan aliran listrik primer ke koil dan menciptakan medan magnet pada primer koil,
Pada saat nok delco menyentuh ebonite platina maka listrik dari primer akan terputus pada saat listrik primer terputus maka terjadi induksi tegangan tinggi pada kondensor yang terhubung pararel dengan platina akan membantu meningkatkan induksi dan menghilangkan bunga api pada saat platina mulai membuka ,hali ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah terbakar dan mampu berumur panjang.

CARA MENYETEL PLATINA MOBIL

Cara Menyetel Celah Platina Mobil

Engine tercipta oleh adanya proses pembakaran yang sempurna dalam ruang bakar motor. Proses pembakaran ini terjadi merupakan kesatuan yang sempurna antara tiga unsur yaitu bahan bakar, udara dan api. Untuk mengatur itu semua dalam engine dilengkapi sebuah energi listrik untuk menghasilkan api pembakaran. Sistem pengapian engine adalah solusi dari itu semua. Nah disini akan dipaparkan cara penyetelan celah platina engine Kijang yang merupakan syarat terciptanya sistem pengapian yang baik. Pengapian ini merupakan jenis pengapian konvensional, dimana percikan bunga api listrik yang dihasilkan oleh pengaturan distributor sebagai pembagi arus ke masing-masing busi. Distributor memegang peranan penting untuk kelangsungan percikan bunga api secara terus menerus selama mobil hidup. Seperti yang terlihat di gambar adalah menunjukkan delco/distributor Kijang seri 5K/7K, distributor ini terdiri dari komponen utama antara lain : rumah distributor, tutup distributor, vaccum advancer, sentrifugal advancer, rotor, platina, condensor, as dan nok distributor. Komponen utama yang akan dilakukan penyetelan adalah platina/breaker point/kontak pemutus. Komponen ini mempunyai fungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan primer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder pada coil pengapian. Penyetelan platina menurut standart yang diijinkan dilakukan saat distributor terpasang pada tempatnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyetelan ini adalah aturan dasar yang harus dilakukan oleh seorang teknisi untuk merujuk pada benda kerja yang sedang di service. Aturan ini menurut SOP (Standart Operation Procedure) yang seharusnya dilakukan pada engine sesuai merknya. Seharusnya seorang teknisi melakukan pendekatan mutlak terhadapnya, namun demikian pada prakteknya penggabungan antara aturan standart dan aturan praktisi haruslah dilakukan untuk sebuah ketepatan dan kecepatan kerja supaya hasilnya optimal yaitu menghasilkan performa engine yang diinginkan.

Langkah-langkah penyetelan platina yaitu : 

1. Topkan mesin pada silinder 1 TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) merupakan salah satu cara standart untuk melakukan penyetelan mesin, pembongkaran/overhoul, tune up atau penggantian timing belt. Dengan mengetahui titik mati atas piston di harapkan akan mudah dalam proses perakitan kembali mesin mobil. 
Adapun cara untuk mengetahui TDC atau TMA silinder 1 melalui ciri-ciri sebagai berikut :

a. Melihat tanda di Pulley/Roda gila(Flywell) Untuk mesin umumnya sudah disertakan tanda TDC yaitu biasanya tanda pada pulley harus lurus dengan angka NOL (0) pada body mesin, atau yang berada pada roda gila tanda angka NOL/ huruf T harus lurus dengan tanda pada body.
b. Melihat posisi nok as / noken as (cam shaft) Nok as pada silinder yang TDC posisi roker arm kondisi bebas/ renggang tidak menekan batang valve. Periksa kerengangan batang valve/conecting rod dengan membuka lubang pemasukan oli di tutup kepala silinder, kemudian memasukan jari tangan untuk memastikan memutarnya batang valve.
c. Melihat arah rotor distributor. Untuk Setting timing yang sudah benar bisa juga di lihat dari arah rotor distributor, apabila mengarah ke busi no.2 (saat tutup distributor dilepas) atau kabel busi no.1 (saat tutup distributor dipasang) berarti top silinder 1.
d. Melihat Posisi Piston melalui lobang busi. Biasanya untuk yang masih ragu juga bisa meyakinkan posisi top dari lubang busi apabila langkah no 1,2 dan 3 sudah terlaksana, apabila busi belum terpasang.

 2. Posisikan platina pada puncak nok (Nok Delco) Sebelum dilakukan penyetelan platina dengan obeng (-) dan fuller gauge, terlebih dahulu lakukan pemeriksaan terhadap octan selector, dengan menepatkan tanda octan pada rumah distributor dan kondisikan kalau baut distributor belum terpasang. Langkah selanjutnya adalah menggunakan aturan dasar penyetelan platina, yaitu : a.) penyetelan dilakukan dengan menempatkan fuller pada rubbing block saat posisi platina menutup (0,45 mm), b) penyetelan dilakukan dengan menempatkan fuller pada celah platina dimana rubbing block/ebonit menyentuh ujung nok tertinggi delco (0,40mm)/platina membuka. Aturan yang kita ambil adalah pada point b, sebab apabila ebonit menyentul ujung tertinggi dari nok dengan menggeser distributor ke kiri penuh maka akan dihasilkan akurasi/ketepatan ukuran dan tidak akan kuatir apabila setelah distel platina akan menutup. nb : Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai puncak nok delco, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko.

3. Kendorkan baut pengikat platina Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau seperempat putaran saja. 

4. Stel platina sesuai spesifikasi mobil Pergunakan obeng (-) dan fuller gauge ukuran 0,40 mm untuk menyetel platina. Setelah itu lakukan langkah penyetelan yaitu ; a) Geser distributor dan tepatkan ebonit pada permukaan rata pada nok, setelah itu kencangkan baut sebelah kiri pada ujung bawah platina dan jangan terlalu kencang. b) Geser ke kanan penuh distributor sampai titik kontak membuka masukkan fuller gauge dan stel dengan obeng (-) hingga diperoleh ketepatan fuller pada titik kontak platina. Selanjutnya kencang bautnya, demikian juga kencangkan kembali baut sebelah kiri. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh tingkat akurasi yang tepat. nb. : Ingat !! celah platina berbanding terbalik dengan sudut dwell 

5. Finishing Sebelum dilakukan pengencangkan baut distributor terlabih dahulu kita periksa dengan fuller ketepatan celah platina dengan menggeser distributor pada obonit tidak menyentuh nok (posisi rata) ukur celah rubbing block-nok (0,45mm). Selanjutnya geser distributor dengan ebonit berada di ujung tertinggi nok, kemudian periksa celah platinanya (0,40mm). Setelah akurat, lakukan langkah selanjutnya mencari derajat pengapian secara manual yaitu ON_kan kunci kontak kemudian geser distributor hingga diperoleh api percikan pada awal membukanya platina. Selanjutnya kencangkan baut distributor. Apabila prosedur ini dilakukan dengan baik hanya butuh waktu kurang dari 5 menit dan di jamin hasil 100% pada kondisi angka sudut dwell = 52o Penyetelan platina dilakukan untuk mengembalikan kondisi saat pengapian supaya tepat dan menepatkan sudut dwell. Penyetelan ini bisa di setting ulang apabila kita mencari derajat pengapian dan sudut dwell yang belum akurat setelah menggunakan alat timing light dan tacho/dwell tester

Rabu, 01 Mei 2013

CARA PENYETELAN KATUB SEPEDA MOTOR

Kali ini saya mencoba share tentang mesin kendaraan, berdasarkan ilmu yang saya dapat.
bila motor tenaganya berkurang maka setelan klepnya perlu di setel kembali.
- Alat-alat yang perlu disiapkan antara lain:
* Obeng (-) besar
* Kunci T 17 (untuk motor Supra X 125/Karisma)
* Kunci T 14 (untuk motor Supra Fit, Tiger)
* Ring 8-9 (untuk motor tipe bebek)
* Ring 10-11 (untuk motor tipe Sport)
* Ring 17 (untuk motor tipe Sport)
* Ring 24 (untuk motor tipe bebek)
* Fuller gauge 1set
* Valve Adjusting wrech (kunci klep)
- Langkah – langakahnya sebagai berikut :
1. Langkah pertama buka kedua tutup klep (In dan Ex) dengan menggunakan kunci Ring 17(tipe bebek) atau Kunci Ring 24(tipe Sport) atau untuk motor karisma dan supra 125 menggunakkan kunci ring 8.
2. Kemudian posisikan agar kondisi valve bebas atau posisi piston pada Titik Mati Atas (TMA), dengan cara buka tutup magnet pada blok mesin kiri dengan menggunakan Obeng (-) besar (ada 2 buah ), pergunakan kunci Ring 14/17 untuk memutar poros engkol berlawanan dengan jarum jam,
3. Sambil memutar poros engkol, perhatikan pada saat valve In bergerak, lihat pada lubang kecil di blok magnet, posisikan tanda T pada garis lurus di lubang kecil blok magnet,
4. Kemudian pegang dan gerak-gerakkan kedua klep untuk memastikan keduanya sudah dalam posisi bebas (sama – sama longgar),
5. Jika langkah diatas sudah benar, maka lakukan penyetelan valve dengan ukuran untuk tiap-tiap motor sbb:
* Tipe Sport (Tiger,Mega Pro,GL Pro,Phantom) ukuran = 0,10mm (±0,01mm).
* Tipe Bebek (Supra Fit, Grand, Legenda, Supra X, Win, GL 100) ukuran celah klep = 0,05mm (±0,01mm).
* Tipe Bebek (Supra X 125, Karisma, Kirana) ukuran celah klep = 0,03mm (±0,01mm)
* Tipe Matic (Vario) ukuran celah klep ( Klep In : 0,15mm (±0,01mm) Klep Ex : 0,26mm (±0,01mm) )
Selanjutnya kendorkan mur pengikat tappet adjuster (baut stelan klep) dengan menggunakan Ring 8-9 / 10-11,
6. Lalu letakkan Fuller gauge sesuai ukuran celah klep kedalam ujung batang klep, putar tappet adjuster(baut stelan klep) sampai terasa apabila fuller gauge di tarik terasa seret dan apabila didorong tidak bisa,
7. Kemudian keraskan lagi mur stelan klep dan cek ulang hasil stelan klep tadi, sampai hasilnya tepat, (bila fuller gauge terasa ditarik seret dan di dorong tidak bisa),
8. Tutup kembali semua komponen yang tadi dibuka kemudian rasakan hasilnya. .
Semoga ini bisa membantu bagi yang ingin belajar menganalisa dan memperbaiki motor sendiri .
thanks be for.

CARA MENYETEL KATUB MOBIL 4TAK/ 4 SILINDER

CARA MENYETEL KATUP MOBIL 4 TAK / 4 SILINDER

Ada 2 cara :

cara 1 top silinder 1 dan 4.

1.putar pully,coakan pully bagian dalam persis pada angka nol katup timing came dengan catatan rotor menghadap ke busi no 2.katup yang disetel:
katub no 1,2,3,dan 5
katub ex :0,30 mm
          in: :0.20 mm

2.top silinder 4.
       pully diputar 360 derajat / 1 putaran,coakan pully bagian dalam persis pada angka 0,katub yang disetel :
       katub no :4,6,7,dan 8

Cara 2

1.top silinder 1
   coakan pully persis pada angka nol rotor menghadap busi no 2.katup yang disetel katup ex dan in.

2.top silinder 3
   pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in

3.top silinder 4
   pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in

4.top silinder 2
   pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in
   dengan ukuran ex :0,30 mm dan in:0,20 mm.

CARA MENYETEL PLATINA MOBIL

Cara Menyetel Platina Mobil

      Cara menyetel Platina mobil mungkin ada yang lagi browsing dan membutuhkan cara penyetelan platina, dan tentunya untuk global/semua jenis kendaraan.


Kesetiaan menggunakan sistem pengapian konvensional pada mobil sering terjadi pada orang-orang yang belum percaya pada sistem elektronik terutama mereka yang demen banget ama ilmu katon alias konvensional platina yang mudah di stel berulang kali, walau padahal kalau sudah menggunakan sistem pengapian elektronik cukup sekali stel untuk selamanya(jangka waktu yang panjang.


Langkah-langkah penyetelan platina yakni:
1. Top kan mesin silinder 1.
Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca di Cara Mengetahui Top mesin (TDC=Top Dead Center).

2. Posisikan platina pada nok puncak(Nok Delko).

Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko.

3. Kendorkan Baut pengikat platina.

Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau sperempat putaran saja.

4. Stel platina sesuai spesifikasi mobil.

Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina(berupa nok/coakan), (stel dengan celah 0.45mm).

5. Finishing.

Kencangkan baut platina dan pasang kembali cop delco

6. Stel saat pengapian menggunakan Timing Light.

Penyetelan Saat pengapian penting untuk mencapai hasil maksimal tuneup mesin.

FUNGSI DAN CARA KERJA KARBURATOR

Karburator merupakan bagian dari mesin yang bertugas dalam sistem pengabutan(pemasukan bahan bakar ke dalam silinder). Untuk itu fungsi dari karburator antara lain:
  1. Untuk mengatur udara dan bahan bakar ke dalam saluran isap.
  2. Untuk mengatur perbandingan bahan bakar-udara pada berbagai beban kecepatan motor.
  3. Mencampur bahan bakar dan udara secara merata.
Proses pemasukan bahan bakar kedalam silinder dinamakan karburasi. Sedangkan alat yang elakukan nya dinamakn karburator. Berikut akan dijelaskan satu per satu bagian dari karburator beserta fungsinya:
1. Mangkok karburator(float chamber)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar sementara sebelum digunakan.
2. Klep/jarum pelampung(floater valve)
Berfungsi mengatur masuknya bahan bakar ke dalam mangkuk karburator.
3. Pelampung(floater)
Berfungsi mengatur bahan bakar agar tetap pada mangkuk karburator.
4. Skep/katup gas(throtle valve)
Berfungsi mengatur banyaknya gas yang masuk ke dalam silinder.
5. Pemancar jarum(main nozzle/needle jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu motor di gas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum skep/jarum gas(Needle jet)
Berfungsi mengaturbesarnya semprotan bahan bakar dari main nozzle pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar(main jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar ketika motor di gas penuh(tinggi)
8. Pemancar kecil/stationer(slow jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu lamsam/stationer.
9. Sekrup gas/baut gas(trhottle screw)
Berfungsi menyetel posisi skep sebelum di gas.
10.Sekrup udara/baut udara(air screw)
Berfungsi mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bahan bakar,
11. Katup cuk(choke valve)
Berfungsi menutup udala luar yang akan masuk ke dalam karburator sehingga gas menjadi kaya, digunakan pada waktu start.
Cara kerja dari karburator dimulai pada saat mesin dihidupkan. Saat mesin hidup, mesin mengisap udara luar masuk melalui karburator. Karena kecepatan udara yang memasuki spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran masuk rendah. Sehingga bahan bakar yang memancar melalui spuyer kecil.campuran bahan bakar dan udara akan menghasilkan gas yang nantinya akan dibakar di dalam silinder.

CARA KERJA DISTRIBUTOR


Tugas-nya adalah :
mengarahkan tegangan tinggi dari koil ke masing2 busi - mendistribusikan tegangan tinggi ke busi, ada 2 macam :
1. Point Contact - mengunakan platina sebagai pemutus tegangan tinggi-nya
2. Point Contactless - menggunakan komponen elektronika atau dikenal dengan system CDI dan sudah tidak menggunakan platina lagi(karena permukaan platina lama-kelamaan akan berlubang, mengakibatkan pengapian kurang sempurna).

letak dan posisi Distributor pada mesin SOHC :



sedangkan pada mesin DOHC :



bagaimana bentuk mesin yang sudah menerapkan sistem distributorless(tanpa distributor)?
jawaban-nya ya spt mesin kendaraan A/X kita, karena gambar mesin A/X tertutupi box filter, maka saya ambil contoh gambar mesin lain spt dibawah ini



jadi praktis alat yang namanya distributor(delco) sudah tidak menempel lagi di kendaraan yang menerapkan system distributorless ignition system.

semoga dengan penjelasan ini sudah tahu detail permasalahan yang akan kita bahas  hmmm, sekarang ke topik utama, bagaimana cara kerja sistem pengapian tanpa distributor tsb?(distributorless ignition system)

Gambar pengapian yang terjadi pada mesin, sama saja untuk yang menggunakan distributor maupun tanpa distributor :



Pedoman Utama pengapian pada mesin 4 silinder adalah(menurut saya aja lho ya, nggak sesuai aturan teori teknik) :
1. mesin 4 silinder untuk silinder 1 dan 4, 2 dan 3 selalu bergerak berbarengan naik turun-nya(spt gambar).
2. urutan pengapian mesin 4 silinder adalah 1-3-4-2
3. pengapian dapat terjadi apabila :
    a. posisi silinder naik ke atas(mendekati titik mati atas).
    b. katub masuk dan katub buang pada posisi tertutup rapat.
    c. ada-nya BBM yang dimampat-kan.
    d. adanya percikan bunga api pada busi.

pada kendaraan yang masih menggunakan distributor, sistem pengapian-nya tidak se-rumit distributorless, hal ini dikarenakan :
distributor yang membagi pengapian berhubungan langsung dengan as camshaft, timing pengapian langsung oleh putaran camshaft itu sendiri yang menggerakaan rood distributor.
Jadi praktis pada kendaraan yg menggunakan distributor ECU hanya membaca :
- putaran mesin
- mengatur waktu injeksi BBM
- membaca bukaan throtle(bejekan gas)
- membaca sensor suhu, kecepatan, gear position presneling, AC, stop lamp, reservoir power steering, minyak rem dll.
kevacumman kendaraan terkadang masih dinamis-mekanik(belum dinamis electric spt. MAP sensor) mengunakan vaccum plate pada distributor.

Sensor yang berperan penuh dalam pengapian adalah CKP(Crankcase Position) dan CMP(Camshaft Position) Sensor.
Tugas sensor CKP adalah:
membaca posisi dari silinder no 1 dan 4, apakah sudah berada pada posisi Titik Mati Atas(Top Dead Center), memberikan masukan ECU unt. menentukan waktu injeksi dan pengapian.
Tugas sensor CMP adalah:
membaca bukaan dari katub intake dan katub exhaust kendaraan, memberikan masukan ECU unt. mengawali pengapian dari silinder nomor 1 terlebih dahulu sesuai dengan urutan 1-3-4-2.

jadi pada saat kendaraan pertama kali start ECU masih belum tahu posisi silinder mana yang akan diaktifkan pengapian-nya, ECU bisa inisialisasi pengapian setelah menemukan titik awal TDC(sensor CKP) dan posisi katup(sensor CMP).

Berdasarkan literatur yang saya dapat bahwa plat signal unt. CMP terdiri dari 3 gigi dan plat signal unt. CKP adalah 30(36 dikurangi 6) gigi, beserta referensi signal CKP dan CMP maka saya menarik kesimpulan signaling CMP, CKP dan Spark Ignition Order adalah berdasarkan graphic dibawah ini :



dimana :
CH1 dari oscilloscope adalah CMP Signal
CH2 dari oscilloscope adalah CKP Signal

Ignition order spark adalah busi yang meletup 1-3-4-2 beserta derajad active putaran mesin-nya(biasanya dimajuin dikit2 by ECU atau vacum advancer)
ex:
busi 1 (0' maju dikit, atau sebelum 0')
busi 3 (180' maju dikit atau sebelum 180')
busi 4 (360' maju dikit atau sebelum 360')
busi 2 (540' maju dikit atau sebelum 540')
maju dikit-nya tergantung kondisi RPM mesin, semakin tinggi RPM-nya semakin banyak sudut maju-nya

KOMPONEN KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA MESIN MOBIL

Karburator (Carburetor)

Komponen ini berfungsi sebagai pencampuran bahan bakar dengan oksigen. Karburator terbagi atas dua jenis utama; karburator duduk (down draft) dan karburator tidur (side draft). Posisi karburator berada pada sisi blok silinder di atas intake manifold.

Injector

Pada mobil masa kini komponen karburator digantikan injector. Prinsip kerjanya masih sama, sebagai penyuntik bahan bakar ke ruang bakar. Hanya, proses penyuntikan bahan bakar yang dilakukan injector tidak lagi dipicu tuas pengikat seperti pada karburator. Pada injector, besarnya suplai bahan bakar yang disuntik ke ruang bakar diatur dengan computer. Hal ini membuat perbandingan udara dan bahan bakar menjadi lebih proporsional sesuai kebutuhan performa mesin. Posisi injector sama dengan seperti karburator, di samping blok silinder, tepat berada di atas intake manifold.

Pompa Bensin

Komponen ini sering disebut membrane- bila digerakkan secara mekanik atau rotak, bila digerakkan secara elektrik. Komponen ini berfungsi sebagai pemompa bahan bakar dari tangki sebelum masuk ke karburator atau injector. Posisi pompa bensin menempel dekat karburator atau injector.

Intake Manifold

Dalam alih bahasa teknis komponen ini lazim disebut saluran masuk. Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara. Sementara pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang bercampur kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung. Jumlahnya bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake manifold). Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat dudukan karburator.

Knalpot

Knalpot merupakan erosi kata dari Canal Port. Knalpot atau Canal Port terbagi atas tiga komponen utama, header(pipa saluran yang menempel pada blok mesin), muffler (tabung penyaring di tengah pipa Canal Port di bawah bodi), dan tail pipe (pipa ujung Canal Port). Canal Port berfungsi utama sebagai pembuang sisa bahan bakar. Kebocoran pada Canal Port mengakibatkan performa mesin bisa terhambat.

Busi (Spark Plugs)

Piranti ini bertugas sebagai pemantik api di dalam ruang bakar. Pada mobil modern, kinerja busi dikontrol CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sedangkan pada mobil-mobil lama proses pengapian dikontrol platina. Arus listrik yang diubah busi menjadi percikan api berasal dari coil yang didistribusikan distributor melalui Kabel busi.

Distributor

Distributor memiliki kapasitas layaknya generator pembangkit tegangan listrik. Rotor yang berada di dalam distributor digerakkan oleh camshaft atau jackshaft. Sementara pada mesin horizontal, pergerakan rotor berasal dari bagian belakang overhead camshaft. Pada mesin berkonfigurasi V atau horizontal opposed (boxer), posisi distributor mengarah vertical, atau sedikit miring.

Koil

Koil punya peran layaknya batu battery. Susunan dalam coil hampir mirip dengan batu battery. Hanya sedikit lebih kompleks, seperti terdapat iron core, kumparan pada kedua sisi iron core (secondary winding), dan kutub positif (+) serta negatif (-). Tegangan listrik yang dihasilkan kumparan (lilitan kawat tembaga) berasal dari setrum accu. Dari koil tegangan listrik kemudian disalurkan ke distributor yang kemudian oleh Kabel-kabel businya disebarkan kembali ke tiap-tiap busi.

Radiator

Komponen berbentuk kotak ini berdiri di depan blok mesin. Di belakang grille depan. Radiator perlu diisi air karena berfungsi sebagai pendingin mesin. Kipas yang berada di radiator berguna menghisap udara dari luar agar masuk ke kisi-kisi radiator.

Saringan Udara (Air Filter)

Paling mudah mengetahui posisi saringan udara karena posisinya berada di atas blok mesin. Terdapat corong udara di saringan udara. Sementara di dalam saringan udara terdapat sekat-sekat berupa filter. Filter udara inilah yang biasa dibersihkan agar pasokan udara ke karburator pada mesin injection langsung masuk ruang bakar lebih bersih.

Transmisi

Tuas Transmisi

Tuas transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat percepatan laju mobil. Posisi tuas perpindahan gear ini berada pada center console, atau dihimpit kedua bangku depan. Meski begitu, pada beberapa mobil ada yang menaruhnya di belakang lingkar kemudi. Cara mengoperasikan tuas transmisi model manual tentu berbeda dengan otomatis.

Transmisi Manual

Sistem operasional transmisi model manual mengandalkan plat kopling sebagai pengatur kecepatan putaran mesin pada flywheel dengan poros transmisi.

Transmisi Otomatis

Prinsip kerjanya hampir sama dengan manual. Hanya pergerakan plat kopling dikendalikan torque converter secara hidrolik, dibantu oli ATF (Automatic Fluid Transmission).

Kopling (Clutch)

Komponen kopling berbentuk piringan. Materialnya terbuat dari asbes atau komposit. Mekanisme kerja kopling dipicu pegas sebagai pemisah putaran mesin sementara sebelum gear transmisi berpindah.

Rumah Kopling atau Dekrup (Clutch Cover)

Bentuknya menyerupai cetakan kue bolu. Di depan rumah kopling terdapat sebilah komponen berbentuk cakram dengan pilah-pilah plat menyerupai pancaran sinar matahari (spring finger). Di dalam rumah kopling juga bersembunyi plat Kopling. Adapun fungsi spring finger untuk membantu pegas kopling saat pedal kopling dipijak.

Diafragma

Kebanyakan mekanik menyebutnya sebagai “drek laher”. Piranti ini bertugas menjaga putaran transmisi agar seirama dengan putaran mesin supaya tenaga mesin tersalurkan dengan baik. Pada diafragma terdapat pula bandul dan penyesuai jarak kopling dengan flywheel.

Synchromesh

Terdiri dari susunan roda gear. Komponen ini bertugas memindahkan jalur roda gear ketika pergantian tingkat percepatan (pindah gear) Synchromesh terdapat di dalam gear box terendam oli.

Kabel Kopling (Cable Operated Clutch)

Fungsi Kabel kopling menarik bandul kopling (release rork), sehingga secara mekanisme plat kopling tertekan, Kabel plat kopling bisa dilihat di belakang pedal kopling. Pada beberapa mobil-mobil terbaru, system Kabel kopling diganti selang dengan mekanisme hidrolik.

Tiptronic

Sistem transmisi model baru di mana transmisi manual dan otomatis digabungkan menjadi satu. Kerusakan pada system triptronic kebanyakan berasal dari system computer.

Sequential

Model transmisi dengan metode perpindahan tingkat percepatan berurutan ke depan. Lazimnya di aplikasi pada mobil-mobil sport.

Kemudi

Tie Rod

Fungsi tie rod untuk menggeser arah roda. Secara mekanis pergerakan didorong putaran lingkar kemudi. Posisi tie rod berada di belakang roda dekat lengan ayun (wishbone). Secara fisik bentuknya seperti pipa besi dengan salah satu ujungnya terhubung dengan ball joint. Bila arah roda sudah tidak sesuai dengan pergerakan lingkar kemudi permasalahan utama terletak pada tie rod. Susunan tie rod set berupa tie rod dan long tie rod.

Balljoint

Bisa dikatakan punya fungsi sebagai engsel pergeseran roda depan. Bagian ini mudah mengalami kerusakan apabila velg serta roda diganti di luar ketentuan teknis masing-masing mobil.

Power-Assisted Steering (Powersteering)

Peran powersteering untuk meringankan putaran lingkar kemudi yang menggerakkan arah roda, terutama ketika mobil sedang maneuver lambat atau saat parker. Bila lingkar kemudi berat digerakkan, kemungkinan mengalami kebocoran, sehingga tekanan oli di dalamnya melemah.

Rack & Pinion

Rack adalah roda vertical yang terhubung langsung dengan poros stir. Adapun pinion merupakan gear horizontal pada poros penarik roda arah roda. Kedua komponen itu berada di dalam rumah stir (steering housing). Kerusakan rack and pinion mengakibatkan kemudi sulit digerakkan.

Gigi Cacing (Worm Gear)

Karena bentuk melingkar menyerupai cacing, maka worm gear kerap disebut dengan gigi cacing. Posisi worm gear berada pada poros setir. Adapun fungsinya sebagai pendukung kinerja rack and pinion. Worm steering juga berfungsi untuk membatasi pergeseran arah roda.

Rem

Rem Tromol (Drum Brake)

Rem tromol memiliki cover berbentuk seperti cetakan kue bolu. Di dalam cover tromol terdapat sepasang sepatu rem (brake shoe) Mekanisme penghentian roda dilakukan dengan mengembangkan kedua brake shoe, sehingga menghimpit dinding bagian dalam cover tromol. Adapun komponen yang memicu mengembangnya kedua brake shoe, yaitu putaran batang pengungkit (brake shoe floating cam). Pada intinya, gaya menghimpit rem tromol dipicu gerak hidrolik atau pneumatic. Umumnya rem tromol diaplikasikan pada kedua roda bagian belakang.

Rem Cakram (Disc Brake)

Seperti sebutannya, rem cakram ditandai dengan lempengan besi berbentuk piringan atau cakram. Fungsi cakram sama seperti tromol, yaitu bagian yang dihimpit. Adapun piranti yang menghimpit cakram disebut brake pad. Brake pad bekerja karena dorongan oli secara hidrolik dari brake caliper. Pada intinya, gaya menghimpit rem cakram dipicu gerak hidrolik atau pneumatic. Rem cakram kebanyakan diaplikasikan pada kedua roda bagian depan.

Brake Pad dan Brake Shoes

Brake pad merupakan kampas rem bagian depan yang digunakan untuk menghimpit cakram. Brake shoes adalah kampas rem yang dipakai untuk menekan dinding bagian dalam tromol. Material kampas rem terbuat dari metal komposit atau karbon. Suara berdecit dari partikel debu metal yang berada di permukaan kampas rem.

Master Rem

Master tem adalah komponen paling vital pada rem. Pada rem model tromol fungsi master rem mendorong secara hidrolik brake shoe floating cam agar mengungkit kedua brake shoe. Sementara pada rem model cakram fungsinya menekan minyak rem agar masuk ke brake kaliper. Pergerakan master rem juga dipicu tekanan minyak rem secara hidrolik dari booster rem. Kerusakan master rem mengakibatkan rem tidak berfungsi. Posisi master rem dapat dilihat di balik roda.

Booster Rem

Bentuknya seperti tabung dan diletakkan di dalam kap mesin, menempel pada firewall (dinding pembatas ruang mesin dan kabin). Komponen utamanya terdiri dari karet rem (rubber seal) dan piston utama (main piston). Fungsi booster rem sebagai pemompa minyak rem ke master rem. Kerusakan pada piston booster rem mengakibatkan suplai minyak rem ke master rem terhambat, sehingga cengkeraman rem akan melemah dan pijakan pada pedal rem cenderung berat (bila rubber seal sobek ataupun mengeras.

ABS (Antilock Braking System)

ABS dibuat untuk mencegah roda mengunci saat pengereman. Pada system ABS terdapat pompa rem tambahkan yang dikontrol secara elektromekanik. Fungsi pompa rem tambahan itu adalah mengatur distribusi tekanan hidrolik dan volume minyak rem ke master rem. Komponen pompa ABS berada di antara booster rem dan master rem, menempel pada firewall.

EBD (Electronic Brake Distributor)

Fungsi EBD adalah membagi porsi pengereman pada tiap-tiap roda sesuai kebutuhan pada kondisi jalan serta kecepatan laju mobil. Cara kerjanya hampir sama dengan ABS. Hanya, perangkat EBD dilengkapi sensor tambahan guna mengontrol bobot pengereman yang dibutuhkan tiap-tiap roda. Komponen EBD berada pada master rem di masing-masing roda.

Caliper

Terbagi atas tiga bagian utama, seal rem, piston dan bodi. Seal berfungsi mencegah minyak merembes ke brake pad. Piston bertugas mendorong kampas rem agar mengembang (pada system tem tromol) ataupun menjepit (pada system rem cakram). Letak piston di dalam bodi master rem. Untuk satu master rem terdiri dari dua piston atau lebih. Jumlahnya bergantung Seberapa banyak kampas rem yang digunakan. Bila piston berkarat dapat mengakibatkan kampas rem mengunci. Akibatnya, kampas rem akan menempel terus pada tromol atau cakram.

Bleed Crew

Blew crew merupakan baut berongga pada master rem untuk membuang angin. Masuknya angin di dalam master rem akibat pengaruh gelembung-gelembung udara saat minyak rem dituangkan ke dalam tabung reservoir. Pada mobil tertentu, terdapat sensor indicator guna menginformasikan besarnya tekanan minyak rem (fluid pressure). Sensor akan menghidupkan lampu pada panel instrument ketika tekanan minyak rem tidak sesuai.

Rem Tangan (Hand Brake)

Mekanisme rem tangan terpisah dari system rem utama. Seluruh porsi pengeremannya diberikan untuk roda belakang. Pergerakan rem tangan dipicu Kabel sebagai penarik secondary piston rem bagian belakang. Pada pangkal tuas rem tangan terdapat plat bulat bergerigi untuk mengatur jarak tarikan rem yang lebih ideal (high adjuster plate

Sabtu, 13 April 2013

sejarah otomotif

Rudolf Christian Karl Diesel adalah sarjana mesin dari Jerman dan merupakan penemu dari Mesin Diesel.
Diesel lahir di Paris, Perancis pada tahun 1858 dari orangtua yang berkebangsaan Jerman dan berimigrasi ke Perancis. Sebagian masa kecil Diesel dihabiskan di Perancis sampai meletusnya perang Franco-Prussian di tahun 1870. Keluarganya terpaksa mengungsi pindah ke London, Inggris. Dan menjelang perang berakhir, ibunya mengirim Rudolf Diesel yang masih berusia 12 tahun untuk tinggal di Augsburg bersama paman dan bibinya agar dapat berbicara dalam bahasa Jerman dan bersekolah di Royal County Trade School, dimana pamannya menjadi mengajarkan matematika disana.
Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel mengirimkan surat kepada orangtuanya yang berisikan cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur, dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg. Selanjutnya pada tahun 1875, dia menerima beasiswa dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.
Sambil kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai akademik terbaik.
Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaimana agar penggunaan bahan bakar pada suatu mesin menjadi lebih efisien. Dia tahu bahwa mesin-mesin uap yang ada pada jamannya, hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 10-15%. Dia kemudian merancang sebuah mesin dengan bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang kompresi dimana bahan bakar tersebut akan terbakar akibat panas yang timbul akibat kompresi. Mesin inilah yang kita kenal sekarang dengan Mesin Diesel. Impian Diesel untuk menciptakan mesin dengan efisiensi tinggi menjadi tercapai, karena sumber bahan bakar untuk mesin diesel yang dipakai sekarang dan kita kenal dengan nama 'diesel' adalah minyak sisa dari hasil penyaringan bensin.
Setelah kematian Rudolf Diesel, mesin diesel menjadi pengganti mesin uap. Mesin Diesel adalah mesin yang berat dan memiliki bentuk yang lebih kaku dan kokoh dari mesin bensin sehingga mesin diesel tidak digunakan untuk mesin pesawat terbang, tetapi mesin diesel berkembang luas sehingga banyak dipakai oleh pabrik, kapal laut, kapal selam, lokomotif dan mobil modern. Mesin diesel mempunyai keuntungan karena lebih irit bahan bakar daripada mesin dengan bahan bakar bensin. Rudolf Diesel khususnya tertarik untuk menggunakan abu batu bara ataupun minyak sayur sebagai bahan bakar, dan kenyataannya, mesin yang dirancangnya memang dapat berjalan dengan menggunakan minyak sayur.
 Sejarah otomotif atau mobil mulai awal tahun 1769 dengan pembuatan mesin bertenaga uap yang mampuTransportasi manusia. Pada tahun 1806, mobil pertama yang menggunakan mesin pembakaran internal dibuat Gas bahan bakar muncul, yang mengarah ke penemuan modern mesin bensin pada tahun 1885 sampai mobil listrik yang muncul di abad ke-20.
Nicolas-Joseph Cugnot yang self-propelled kendaraan mekanik
Beberapa orang yang terdaftar sebagai desainer Italia kendaraan bertenaga angin, yang pertama adalah desain Guido da Vigano pada tahun 1335, yang Vuturio rancangan sampai saat Leonardo Da Vinci yang dirancang tiga kendaraan roda yang berputar seperti jam oleh mekanisme kemudi dan roda.
Pertama Kendaraan Kendaraan pertama yang dapat bergerak dengan kekuatan sendiri dirancang oleh Nicholas Joseph Cugnot dan dibangun oleh M. Brezin pada tahun 1769. Unit kedua dibuat pada tahun 1770 dengan berat £ 8000 dan memiliki kecepatan maksimum 2 mil per jam.
Awal dari sebuah kendaraan bertenaga sangat berat yang bekerja pada medan datar dan kuat sebagai besi. Sebuah jalan yang terbuat dari besi rel menjadi aturan untuk 125 tahun. Kendaraan menjadi lebih besar dan akhirnya mampu menarik serangkaian gerbong pada isi dari banyak kargo dan penumpang.
Empat Motor payau Tidak ada

Beberapa pionir awal otomotif mulai dari empat-stroke mesin sepeda motor yang menggunakan bensin yang dapat dikatakan sebagai bentuk penguat otomotif modern yang diproduksi oleh penemu Jerman Nikolaus Otto1876. Diteruskan oleh insinyur Jerman Karl Benz yang menemukan beberapa mobil Teknologi umumnya dikenal, mobil modern sebagai penemu mendapat paten di Jerman pada tahun 1986 dan George B. Shelden. Orang Amerika untuk mendapatkan paten pada tahun 1879, Mr Paten. Shelden tidak hanya mesin tetapi juga penggunaannya dalam kendaraan roda empat. Juga menemukan bahwa hampir mesin empat-stroke yang mirip dengan diesel bertenaga oleh Rudolf Diesel, penemu Jerman.
Didukung Bensin Mobil Di Amerika, John W. Lambert menemukan mobil bertenaga bensin pada tahun 1891 dan Duryea Saudara menjadi perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual kendaraan kepada publik. Skala besar produksi mobil dimulai oleh Ransom Olds (Olds Handphone pabrik) pada tahun 1902. Konsep ini kemudian diperluas secara signifikan oleh Henry Ford pada tahun 1914 awal. Sampai Ford meluncurkan Model-T yang fenomenal. Mobil dilengkapi dengan sistem transmisi dan desain yang lebih baik. Model pertama diproduksi pada tahun 1908 dan terus berubah sampai tahun 1980.
Ford sukses di adopsi oleh banyak perusahaan, yang dikenal sebagai "Fordisme -. Kombinasi dari upah yang tinggi dan efisiensi tinggi" Keberhasilan ini mendominasi, dan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Pengembangan teknologi otomotif sangat cepat. Hal ini dapat dilihat ratusan manufaktur perhatian bersaing di seluruh dunia tertarik. Pengembangan utama adalah pembakaran otomotif perdana listrik dan listrik, suspensi dan rem pada empat roda. Jadi sedikit demi sedikit dikembangkan kendaraan mobil yang sekarang banyak digunakan

sejarah sistem injeksi

Sejarah percobaan sistem injeksi pada motor bensin

Sejak robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi diesel putaran tinggi pada tahun 1922-1927, maka dimulailah percobaan – percobaan pompa injeksi pada motor berbahan bakar bensin. Pada mulanya pompa injeksi pada motor bensin di coba langsung disemprotkan ke ruang bakar seperti halnya pada mesin motor diesel.

Kesulitan yang terjadi pada penyemprotan langsung ke ruang bakar pada motor bensin adalah pada saat posisi mesin dalam keadaan dingin, karena bensin sulit menguap karena temperatur rendah. Akibatnya bensin akan mengalir ke ruang poros engkol melewati celah ring piston. Tetapi apabila mesin motor telah panas masalah ini tidak ada lagi.

Untuk mengatasi masalah diatas, maka penyemprotan langsung pada ruang bakar diganti dengan penyemprotan pada saluran masuk (intake manifold). Elemen pompa injeksi pun diberi pendinginan sendiri dan dibantu oleh pendinginan langsung oleh bensin di dalam tangki. Berbeda dengan sistem pompa solar yang medapatkan pelumasan dan pendinginan dari bahan bakar solar itu sendiri. Sehingga pompa bensin pada sistem injeksi pada mesin motor bensin lebih rumit pembuatan konstruksi elemennya yang mengakibatkan mahalnya harga produksi.

Selain diaplikasi pada motor otto 4 langkah, injeksi bahan bakar juga diaplikasi pada motor 2 tak dan motor rotari (wankel).

Prinsip dasar sistem injkesi bahan bakar bensin mulai dipergunakan pada tahun 1960-an dan industri mobil pertama kali mamakai sistem injeksi D (D-Jetronik) pada tahun 1967. Dan setelah 1973 perkembangan injkesi bahan bakar pada mesin motor bensin sangat pesat. Mulai dari sistem injeksi K (K-Jetronik), Injeksi KE, Injeksi L-Jetronik (EPI/EFI) sampai teknologi terbaru yang dimiliki SUZUKI yaitu DCP-I.

Anda pasti bingung dengan istilah – istilah diatas, baik saya akan coba ulas satu – persatu:

Injeksi K (K-jetronik): berasal dari kata “kontinuer lich” yang artinya adalah kontinyu atau terus menerus dan bekerja secara mekanis. Cara kerja injektor K sebagai berikut: Injektor membuka / menyemprot terus menerus dengan tekanan tertentu.

Injeksi KE, cara kerja injeksi KE sama halnya dengan injeksi K. Tetapi debit atau volume bahan bakar bensin yang di semprotkan sudah diatur oleh unit pengontrol elektronis. Jadi injeksi KE adalah perpaduan mekanis dan elektronis.

Injeksi L (L– Jetronik) juga sering disebut dengan EFI atau EPI, L sendiri diambil dari kata “Luft” yang artinya udara. Jadi Volume udara yang dihisap oleh piston diruang bakar diukur dan diinformasikan ke unit pengontrol elektronik (ECM/ECU). Cara kerjanya adalah injektor membuka secara elektromagnetis di bawah kendali ECM/ECU.








KE - Jetronik

















L - Jetronik











K - Jetronik





dunia otomotif sepeda motor

  Katup dan mekanismenya berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya gas baru dan gas bekas sesuai dengan ( FO ) firing ordernya. Untuk motor 4 tak selalu dilengkapi dengan intake valve ( katup isap ) dan exhaust valve ( katup buang ), setiap satu proses masing – masing katup akan membuka dan menutup satu kali. Dengan demikian maka perbandingan putaran antara camshaft dengan crankshaft adalah 1 : 2 atau 2 kali putaran crankshaft, 1 kali putaran camshaft.
Mekanisme katup yag digunakan pada pertemuan praktek kali ini adalah mekanisme katup OHV ( Overhead Valve ) yang menggunakan hubungan dengan rantai ( timing chain ). Adapun kontruksinya adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip kerja
Pada dasarnya mekanisme katup bekerja karena berputarnya poros engkol yang memutarkan poros cam melalui hubungan timing, dalam hal ini menggunakan hubungan rantai ( timing chain ). Poros cam yang berputar akan menggerakkan katup melalui tappet dan push rod lalu ke roker arm dan menuju kekatup ( isap dan buang ) sesuai dengan firing ordernya. Mekanisme katup ini akan meneruskan kerja dari karburator yaitu pendistribusian campuran bahan bakar dan udara menuju ruang bakar.
  1. 2.      Komponen – komponen utama.
Komponen – komponen utama mekanisme katup meliputi :
  1. Katup ( valve )
Katup isap dan katup buang dibuat dari bahan yang tahan panas seperti nickel steel chrom, sehingga tidak mencair pada saat terjadi pembakaran pada silinder. Diameter daun katp isap lebih besar dibandingkan dengan katup buang. Karena gas yang masuk kedalam silinder melalui katup isap. Sedangkan gas pembakaran keluar melalui katup buang. Hal ini memungkinkan supaya volume efisiensi dapat meningkat.
  1. Pegas katup ( valve spring )
Pegas katup berfungsi sebagai pengembali katup pada posisi menutup setelah membuka dan merapatkannya kembali dengan valve seat sehingga kompresi tidak bocor. Umumnya setiap katup dilengkapi satu pegas, tetapi ada juga yang menggunakan dua pegas untuk dua katup.
  1. Rocker arm ( lengan penumbuk katup )
Rocker arm berfungsi untuk mengungkit katup agar membuka, rocker arm digerakkan langsung oleh camshaft ( untuk jenis SOHC dan DOHC ), tetapi ada juga yang melalui tappet ( valve lifter ) yang diteruskan melalui push rod untuk jenis ( OHV ).
  1. Tappet dan push rod
Push rod berfungsi untuk merubah gerakan berpurat camshaft menjadi gerakan naik turun yang selanjutnya dapat digerakkan rocker arm. Tappet dan push rod hanya digunakan pada jenis engine OHV.
  1. Poros cam ( Camshaft )
Camshaft digerakan oleh Crankshaft dengan perbandingan putaran 1 : 2 camshaft ini selanjutnya berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutupan kedua valve sesuai dengan firing ordernya.

Bagian-Bagian System Power Steering (hidroulis tipe rack and pinion)

Sistem  power  steering  konstruksinya  tidak  jauh  beda  dengan  sistem kemudi  manual  dengan  komponen  steering  wheel  (roda  kemudi),  Steering column  (batang  kemudi)  dan  steering  linkage,  hanya  ditambah  mekanis hidrolis  yang  bertujuan  membantu  mendorong  piston  pada  power  silinder. Untuk   tipe   rack   and   pinion   ini   mempunyai   komponen-komponen   yang penting yaitu gear housing, power silinder, control valve dan vane  pump
1).   Gear Housing.
Gear housing pada power steering  menggunakan roda gigi tipe rack and  pinion.  Dimana  steering  pinion  bagian  ujung  pada  poros  utama kemudi bersinggungan dengan steering rack, sehingga pada saat steering wheel  diputar  dan  diikuti  shaft  pinion  akan  menggerakkan  steering  rack kekiri atau kekanan. Gerakan steering rack diteruskan rack end dan tie rod end keroda depan kiri dan kanan.
Roda gigi rack and pinion mempunyai keuntungan sebagai berikut :
  1. Konstruksinya  sederhana,  ringan  karena  gear  box  kecil,  rack end sebagai steering linkage
  2. Gigi reduksinya lebih besar maka momen untuk menggerakkan roda lebih ringan.
  3. Persinggungan   giginya   langsung   sehingga   respon pengemudian sangat tajam.
  4. Rakitan steering tertutup sehingga tidak memerlukan perawatan.
2).   Power Silinder.
Power  silinder  adalah  tempat  piston  bekerja  dan  ditempatkan  pada rack, rack bergerak karena tekanan minyak yang dihasilkan oleh tekanan vane pump yang bekerja pada power piston. Kebocoraan minyak dicegah oil  seal  pada  kedua  ruangan  silinder  dan bagian  ujung  power  cylinder juga  dicegah  oil  seal  untuk  mencegah  kebocoran  fluida.  Minyak  yang digunakan dextron dengan SAE 10. Steering wheel dihubungkan dengan steering main shaft untuk menggerakkan control valve. Pada saat steering wheel dalam posisi lurus control valve pada posisi netral  sehingga  minyak  dari  vane  pump  tidak  bekerja  dikedua  ruangan tetapi dialirkan ke reservoir tank. Jika steering wheel diputar  kesalah satu arah,  maka  control  valve merubah  saluran  fluida  sehingga  vane  pump bekerja  kesalah  satu  ruangan  dan  minyak  pada  salah  satu  ruangan  akan kembali ke reservoir tank.
Tipe  rack  and  pinion  yang  mengatur  perubahan  saluran  ada  dua macam alat, yaitu spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis terdapat torsion bar yang terletak diantara control valve dan pinion.
Bekerjanya control valve tergantung besarnya puntiran yang diterima torsion  bar.  Pada  saat  tidak  ada  tekanan  minyak,  torsion  bar  berputar sampai  titik  tertentu  sehingga  control  shaft  stopper  langsung  memutar pinion   dan   menggerakan   rack,   seperti   pada   sistem   kemudi   manual (Toyota, 1994 : 63).
3).   Katup Rotary.
Arah aliran minyak dari pompa ditentukan oleh control valve (rotary valve)  yang  ada  dalam  rumah  gigi  (gear  housing).  Control  valve  shaft yang menerima momen       dari         steering  wheel     dengan  pinion     gear  dihubungkan oleh pasak dan berputar bersama-sama. Bila  tidak  ada  tekanan  minyak  dari  vane  pump,  torsion  bar  akan terpuntir               sepenuhnya. Control valve              shaft       dengan  pinion gear berhubungan   dengan   stopper,   sehingga   momen   dari   control   valve diteruskan langsung ke pinion gear (Toyota 1994 : 64).

System Kemudi

Sistem kemudi mempunyai fungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering coloum akan meneruskan tenaga putarannya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakan roda depan melalui steering linkage.  Tipe sistem kemudi yang banyak digunakan sekarang adalah recirculating ball dan rack and pinion, khususnya untuk mobil penumpang.
Power steering merupakan salah satu pengembangan dari sistem kemudi yang fungsinya untuk mengurangi daya pengemudian, sehingga dapat memperingan operasi steering wheel. Daya pengemudian (steering effort) umumnya 20 N sampai 39 N, beberapa sistem memasukan pertimbangan khusus untuk mengurangi steering effort selama pengoperasian kecepatan rendah dan meningkatkan steering effort selama pengoperasian kecepatan tinggi.Sistem power steering ini dirancang untuk mengurangi usaha pengemudian dalam keadaan kendaraan melaju dalam kecepatan rendah maupun kecepatan tinggi. Dan menyesuaikannya pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium, sampai kecepatan tinggi.
Power steering mempunyai dua tipe peralatan yaitu tipe hidraulis yang menggunakan tenaga mesin, dan yang lainnya menggunakan motor listrik atau biasa disebut Electric Power Steering (EPS). Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di pakai untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya sama – sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan yang dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder pada rack dan memberikkan tambahan tenaga pada pinion dan rack.
Sistem Power steering di golongkan dalam 2 hal yakni:
1. Power Steering Hidrolik.
Power Steering hidrolik merupakan sistem power kemudi yang memanfaatkan media zat cair (oli) di dalam berkerja. yakni oli yang di pompa untuk membantu meringankan sistem kemudi.
2.  Power steering Elektrik.
Power Steering elektrik merupakan sistem power kemudi yang memanfaatkan aliran listrik(motor listrik) di dalam berkerja. yakni motor listrik yang digunakan untuk membantu meringankan sistem kemudi.

SISTEM PENGISIAN (charging system)

Sistem kelistrikan pada kendaraan mobil selain sistem pengapian dan sistem starter adalah sistem pengisian. Sistem ini merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai.
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan saat mesin mati.
Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Nah sistem pengisian inilah yang mempunyai fungsi tersebut.Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar. Selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya. Arus yang dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik. Padahal semua sistem dan komponen kelistrikan kendaraan memakai arus searah. Diodalah yang berfungsi menyearahkan arus bolak balik.
1.    KOMPONEN SISTEM PENGISIAN
Adapun komponen sistem pengisian adalah sebagai berikut: Continue reading

PRINSIP KERJA SISTEM PENGISIAN

Cara Kerja Sistem Pengisian
a.    Kunci Kontak ON, Mesin Mati.
Bila  kunci  kontak  dihidupkan  (ON),  maka  arus  field  dari  baterai  akan mengalir  ke  rotor  dan  membangkitkan  rotor  coil.  Pada  saat  itu  juga  arus  dari baterai akan mengalir ke lampu indikator dan lampu menyala. Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut: Continue reading

Alur Pendaftaran Wisuda UNS SUrakarta

selamat pagi teman2, bagaimana kabarnya hari ini?
semoga dalam keadaam baik2 saja ya, btw kmren ketika saya selesai melaksanakan ujian skripsi, nilai saya sudah keluar, kemudian saya daftar online dan mencetak form wisuda, saya menemui beberapa kendala kecil mengenai alur tanda tangan yang harus saya lengkapi untuk persyaratan wisuda tersebut.
hal ini terjadi pula pada teman2 saya yang lainnya, oleh karena itu dari beberapa pengalaman yang saya dan tman2 yang sudah jadi calon wisudawan lainnya alami, maka saya berinisiatif untuk membuat alur sederhana yang mudah dipahami untuk rekan2 sekalian yang sedang dalam proses pasca uijian dan persiapan pendaftaran wisuda, (karena yang dari FKIP kurang rinci gan#$%^$$, :-) )
berikut adalah alur sederhana tersebut: Continue reading

Cara Kerja Scan Tool (carman scan)

  1. 1.      Scan Tool
Scan tool merupakan alat diagnosa profesional yang digunakan oleh seorang mekanik/teknisi kendaraan.Namun scan tool bukan hanya bisa dipakai oleh seorang teknisi untuk memperbaiki kerusakan kendaraan yang ada. Tetapi lebih dari itu, bagi seorang profesional di bidang race, scanner bisa juga dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi-informasi yang berguna bagi peningkatan performa mesin kendaraan.
Fungsi Scan Tool adalah: Continue reading

Aerodinamika Mobil

DESAIN AERODINAMIKA PADA SEBUAH MOBIL
Sebuah mobil yang dibekali dengan sistem aerodinamika yang baik akan mampu melesat bagai sebuah roket, namun kesalahan dalam sistem aerodinamika juga amat fatal terutama dalam kecepatan tinggi, mobil dapat terbang keudara. Untuk lebih memahami tentang prinsip aerodinamik kendaraan coba perhatikan gambar berikut ini Continue reading

MOTOR BAKAR

MOTOR BAKAR
  1. A. PENGERTIAN MESIN
Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu
  1. motor pembakaran luar (external combustion engine)
yaitu suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan diluar dari mekanisme/konstruksi mesin, dan dari ruang pembakaran energi panas tersebut dialirkan ke konstruksi mesin melalui media penghubung. Contoh aplikasinya adalah pada : -mesin uap / turbin uap
  1. Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yaitu h suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan didalam konstruksi mesin itu sendiri, dan tempat terjadinya proses pembakaran itu disebut ruang bakar (combustion chamber). Contoh aplikasinya adalah pada :
    1. motor bensin
    2. motor diesel
    3. mesin jet
Berdasarkan pada prinsip kerja atau proses kerjanya dibagi menjadi 2 macam yaitu
  1. Prinsip kerja motor 2 tak
  2. Prinsip kerja motor 4 tak
Penjelasan dari jenis motor berdasarkan cara kerjanya akan dijelaskan lebih lanjut di BAB berikutnya. Continue reading

sisem rem….

Sistem Rem

brakelayout.jpg
Sistem rem pada kendaraan merupakan salah satu komponen penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya dengan secermat mungkin. Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah : Continue reading

SISTEM KERJA INJEKTOR

Sistem Kerja Injektor,, tau a??

1.Diesel common rail dengan komponen pendukungnya. Kerja mesin diatur oleh komputer
Cara kerja injektor mesin diesel common rail tidak sama dengan mesin diesel konvensional. Di sini, injektor bekerja menggunakan teknologi solenoid atau elektrik. Pada mesin lama, injektor bekerja dengan hidro-mekanik.  Malah versi terakhir, generasi ke-3, injektor bekerja secara piezo-elektrik.
Injektor mesin diesel modern sama dengan injektor mesin bensin yang menggunakan sistem injeksi. Dalam hal ini, injektor diaktifkan oleh arus listrik yang diatur oleh komputer.
Jumlah solar yang akan disemprotkan diatur berdasarkan lamanya nosel membuka. Komputer mengatur kerja injektor ini berdasarkan informasi yang diterima dari sensor-sensor lain, misalnya putaran mesin, tekanan regulator, tekanan bahan bakar,   suhu solar, posisi pedal gas,  putaran mesin, silinder, tekanan turbo, aliran udara, air pendingin, kecepatan kendaraan dan seterusnya.