Kali ini saya mencoba share tentang mesin kendaraan, berdasarkan ilmu yang saya dapat.
bila motor tenaganya berkurang maka setelan klepnya perlu di setel kembali.
- Alat-alat yang perlu disiapkan antara lain:
* Obeng (-) besar
* Kunci T 17 (untuk motor Supra X 125/Karisma)
* Kunci T 14 (untuk motor Supra Fit, Tiger)
* Ring 8-9 (untuk motor tipe bebek)
* Ring 10-11 (untuk motor tipe Sport)
* Ring 17 (untuk motor tipe Sport)
* Ring 24 (untuk motor tipe bebek)
* Fuller gauge 1set
* Valve Adjusting wrech (kunci klep)
- Langkah – langakahnya sebagai berikut :
1. Langkah pertama buka kedua tutup klep (In dan Ex) dengan
menggunakan kunci Ring 17(tipe bebek) atau Kunci Ring 24(tipe Sport)
atau untuk motor karisma dan supra 125 menggunakkan kunci ring 8.
2. Kemudian posisikan agar kondisi valve bebas atau posisi piston
pada Titik Mati Atas (TMA), dengan cara buka tutup magnet pada blok
mesin kiri dengan menggunakan Obeng (-) besar (ada 2 buah ), pergunakan
kunci Ring 14/17 untuk memutar poros engkol berlawanan dengan jarum
jam,
3. Sambil memutar poros engkol, perhatikan pada saat valve In
bergerak, lihat pada lubang kecil di blok magnet, posisikan tanda T pada
garis lurus di lubang kecil blok magnet,
4. Kemudian pegang dan gerak-gerakkan kedua klep untuk memastikan keduanya sudah dalam posisi bebas (sama – sama longgar),
5. Jika langkah diatas sudah benar, maka lakukan penyetelan valve dengan ukuran untuk tiap-tiap motor sbb:
* Tipe Sport (Tiger,Mega Pro,GL Pro,Phantom) ukuran = 0,10mm (±0,01mm).
* Tipe Bebek (Supra Fit, Grand, Legenda, Supra X, Win, GL 100) ukuran celah klep = 0,05mm (±0,01mm).
* Tipe Bebek (Supra X 125, Karisma, Kirana) ukuran celah klep = 0,03mm (±0,01mm)
* Tipe Matic (Vario) ukuran celah klep ( Klep In : 0,15mm (±0,01mm) Klep Ex : 0,26mm (±0,01mm) )
Selanjutnya kendorkan mur pengikat tappet adjuster (baut stelan klep) dengan menggunakan Ring 8-9 / 10-11,
6. Lalu letakkan Fuller gauge sesuai ukuran celah klep kedalam
ujung batang klep, putar tappet adjuster(baut stelan klep) sampai terasa
apabila fuller gauge di tarik terasa seret dan apabila didorong tidak
bisa,
7. Kemudian keraskan lagi mur stelan klep dan cek ulang hasil
stelan klep tadi, sampai hasilnya tepat, (bila fuller gauge terasa
ditarik seret dan di dorong tidak bisa),
8. Tutup kembali semua komponen yang tadi dibuka kemudian rasakan hasilnya. .
Semoga ini bisa membantu bagi yang ingin belajar menganalisa dan memperbaiki motor sendiri .
thanks be for.
Rabu, 01 Mei 2013
CARA MENYETEL KATUB MOBIL 4TAK/ 4 SILINDER
CARA MENYETEL KATUP MOBIL 4 TAK / 4 SILINDER
cara 1 top silinder 1 dan 4.
1.putar pully,coakan pully bagian dalam persis pada angka nol katup timing came dengan catatan rotor menghadap ke busi no 2.katup yang disetel:
katub no 1,2,3,dan 5
katub ex :0,30 mm
in: :0.20 mm
2.top silinder 4.
pully diputar 360 derajat / 1 putaran,coakan pully bagian dalam persis pada angka 0,katub yang disetel :
katub no :4,6,7,dan 8
Cara 2
1.top silinder 1
coakan pully persis pada angka nol rotor menghadap busi no 2.katup yang disetel katup ex dan in.
2.top silinder 3
pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in
3.top silinder 4
pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in
4.top silinder 2
pully diputar 180 derajat,katup yang disetel katup ex dan in
dengan ukuran ex :0,30 mm dan in:0,20 mm.
CARA MENYETEL PLATINA MOBIL
Cara Menyetel Platina Mobil
Cara menyetel Platina mobil mungkin ada yang lagi browsing
dan membutuhkan cara penyetelan platina, dan tentunya untuk global/semua
jenis kendaraan.
Kesetiaan menggunakan sistem pengapian konvensional pada mobil sering terjadi pada orang-orang yang belum percaya pada sistem elektronik terutama mereka yang demen banget ama ilmu katon alias konvensional platina yang mudah di stel berulang kali, walau padahal kalau sudah menggunakan sistem pengapian elektronik cukup sekali stel untuk selamanya(jangka waktu yang panjang.
Langkah-langkah penyetelan platina yakni:
1. Top kan mesin silinder 1.
Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca di Cara Mengetahui Top mesin (TDC=Top Dead Center).
2. Posisikan platina pada nok puncak(Nok Delko).
Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko.
3. Kendorkan Baut pengikat platina.
Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau sperempat putaran saja.
4. Stel platina sesuai spesifikasi mobil.
Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina(berupa nok/coakan), (stel dengan celah 0.45mm).
5. Finishing.
Kencangkan baut platina dan pasang kembali cop delco
6. Stel saat pengapian menggunakan Timing Light.
Penyetelan Saat pengapian penting untuk mencapai hasil maksimal tuneup mesin.
FUNGSI DAN CARA KERJA KARBURATOR
Karburator merupakan bagian dari mesin yang bertugas dalam sistem pengabutan(pemasukan bahan bakar ke dalam silinder). Untuk itu fungsi dari karburator antara lain:
1. Mangkok karburator(float chamber)
3. Pelampung(floater)
- Untuk mengatur udara dan bahan bakar ke dalam saluran isap.
- Untuk mengatur perbandingan bahan bakar-udara pada berbagai beban kecepatan motor.
- Mencampur bahan bakar dan udara secara merata.
1. Mangkok karburator(float chamber)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar sementara sebelum digunakan.
2. Klep/jarum pelampung(floater valve)
Berfungsi mengatur masuknya bahan bakar ke dalam mangkuk karburator.3. Pelampung(floater)
Berfungsi mengatur bahan bakar agar tetap pada mangkuk karburator.
4. Skep/katup gas(throtle valve)
Berfungsi mengatur banyaknya gas yang masuk ke dalam silinder.
5. Pemancar jarum(main nozzle/needle jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu motor di gas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum skep/jarum gas(Needle jet)
Berfungsi mengaturbesarnya semprotan bahan bakar dari main nozzle pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar(main jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar ketika motor di gas penuh(tinggi)
8. Pemancar kecil/stationer(slow jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu lamsam/stationer.
9. Sekrup gas/baut gas(trhottle screw)
Berfungsi menyetel posisi skep sebelum di gas.
10.Sekrup udara/baut udara(air screw)
Berfungsi mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bahan bakar,
11. Katup cuk(choke valve)
Berfungsi menutup udala luar yang akan masuk ke dalam karburator sehingga gas menjadi kaya, digunakan pada waktu start.
Cara kerja dari karburator dimulai pada saat mesin dihidupkan. Saat mesin hidup, mesin mengisap udara luar masuk melalui karburator. Karena kecepatan udara yang memasuki spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran masuk rendah. Sehingga bahan bakar yang memancar melalui spuyer kecil.campuran bahan bakar dan udara akan menghasilkan gas yang nantinya akan dibakar di dalam silinder.
CARA KERJA DISTRIBUTOR
Tugas-nya adalah :
mengarahkan tegangan tinggi dari koil ke masing2 busi - mendistribusikan tegangan tinggi ke busi, ada 2 macam :
1. Point Contact - mengunakan platina sebagai pemutus tegangan tinggi-nya
2. Point Contactless - menggunakan komponen elektronika atau dikenal dengan system CDI dan sudah tidak menggunakan platina lagi(karena permukaan platina lama-kelamaan akan berlubang, mengakibatkan pengapian kurang sempurna).
letak dan posisi Distributor pada mesin SOHC :
sedangkan pada mesin DOHC :
bagaimana bentuk mesin yang sudah menerapkan sistem distributorless(tanpa distributor)?
jawaban-nya ya spt mesin kendaraan A/X kita, karena gambar mesin A/X tertutupi box filter, maka saya ambil contoh gambar mesin lain spt dibawah ini
jadi praktis alat yang namanya distributor(delco) sudah tidak menempel lagi di kendaraan yang menerapkan system distributorless ignition system.
semoga dengan penjelasan ini sudah tahu detail permasalahan yang akan kita bahas , sekarang ke topik utama, bagaimana cara kerja sistem pengapian tanpa distributor tsb?(distributorless ignition system)
Gambar pengapian yang terjadi pada mesin, sama saja untuk yang menggunakan distributor maupun tanpa distributor :
Pedoman Utama pengapian pada mesin 4 silinder adalah(menurut saya aja lho ya, nggak sesuai aturan teori teknik) :
1. mesin 4 silinder untuk silinder 1 dan 4, 2 dan 3 selalu bergerak berbarengan naik turun-nya(spt gambar).
2. urutan pengapian mesin 4 silinder adalah 1-3-4-2
3. pengapian dapat terjadi apabila :
a. posisi silinder naik ke atas(mendekati titik mati atas).
b. katub masuk dan katub buang pada posisi tertutup rapat.
c. ada-nya BBM yang dimampat-kan.
d. adanya percikan bunga api pada busi.
pada kendaraan yang masih menggunakan distributor, sistem pengapian-nya tidak se-rumit distributorless, hal ini dikarenakan :
distributor yang membagi pengapian berhubungan langsung dengan as camshaft, timing pengapian langsung oleh putaran camshaft itu sendiri yang menggerakaan rood distributor.
Jadi praktis pada kendaraan yg menggunakan distributor ECU hanya membaca :
- putaran mesin
- mengatur waktu injeksi BBM
- membaca bukaan throtle(bejekan gas)
- membaca sensor suhu, kecepatan, gear position presneling, AC, stop lamp, reservoir power steering, minyak rem dll.
kevacumman kendaraan terkadang masih dinamis-mekanik(belum dinamis electric spt. MAP sensor) mengunakan vaccum plate pada distributor.
Sensor yang berperan penuh dalam pengapian adalah CKP(Crankcase Position) dan CMP(Camshaft Position) Sensor.
Tugas sensor CKP adalah:
membaca posisi dari silinder no 1 dan 4, apakah sudah berada pada posisi Titik Mati Atas(Top Dead Center), memberikan masukan ECU unt. menentukan waktu injeksi dan pengapian.
Tugas sensor CMP adalah:
membaca bukaan dari katub intake dan katub exhaust kendaraan, memberikan masukan ECU unt. mengawali pengapian dari silinder nomor 1 terlebih dahulu sesuai dengan urutan 1-3-4-2.
jadi pada saat kendaraan pertama kali start ECU masih belum tahu posisi silinder mana yang akan diaktifkan pengapian-nya, ECU bisa inisialisasi pengapian setelah menemukan titik awal TDC(sensor CKP) dan posisi katup(sensor CMP).
Berdasarkan literatur yang saya dapat bahwa plat signal unt. CMP terdiri dari 3 gigi dan plat signal unt. CKP adalah 30(36 dikurangi 6) gigi, beserta referensi signal CKP dan CMP maka saya menarik kesimpulan signaling CMP, CKP dan Spark Ignition Order adalah berdasarkan graphic dibawah ini :
dimana :
CH1 dari oscilloscope adalah CMP Signal
CH2 dari oscilloscope adalah CKP Signal
Ignition order spark adalah busi yang meletup 1-3-4-2 beserta derajad active putaran mesin-nya(biasanya dimajuin dikit2 by ECU atau vacum advancer)
ex:
busi 1 (0' maju dikit, atau sebelum 0')
busi 3 (180' maju dikit atau sebelum 180')
busi 4 (360' maju dikit atau sebelum 360')
busi 2 (540' maju dikit atau sebelum 540')
maju dikit-nya tergantung kondisi RPM mesin, semakin tinggi RPM-nya semakin banyak sudut maju-nya
KOMPONEN KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA MESIN MOBIL
Karburator (Carburetor)
Komponen ini berfungsi sebagai pencampuran bahan bakar dengan
oksigen. Karburator terbagi atas dua jenis utama; karburator duduk (down
draft) dan karburator tidur (side draft). Posisi karburator berada pada
sisi blok silinder di atas intake manifold.
Injector
Pada mobil masa kini komponen karburator digantikan injector. Prinsip
kerjanya masih sama, sebagai penyuntik bahan bakar ke ruang bakar.
Hanya, proses penyuntikan bahan bakar yang dilakukan injector tidak lagi
dipicu tuas pengikat seperti pada karburator. Pada injector, besarnya
suplai bahan bakar yang disuntik ke ruang bakar diatur dengan computer.
Hal ini membuat perbandingan udara dan bahan bakar menjadi lebih
proporsional sesuai kebutuhan performa mesin. Posisi injector sama
dengan seperti karburator, di samping blok silinder, tepat berada di
atas intake manifold.
Pompa Bensin
Komponen ini sering disebut membrane- bila digerakkan secara mekanik
atau rotak, bila digerakkan secara elektrik. Komponen ini berfungsi
sebagai pemompa bahan bakar dari tangki sebelum masuk ke karburator atau
injector. Posisi pompa bensin menempel dekat karburator atau injector.
Intake Manifold
Dalam alih bahasa teknis komponen ini lazim disebut saluran masuk.
Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara. Sementara
pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang bercampur
kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung. Jumlahnya
bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake manifold).
Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat dudukan
karburator.
Knalpot
Knalpot merupakan erosi kata dari Canal Port. Knalpot atau Canal Port
terbagi atas tiga komponen utama, header(pipa saluran yang menempel
pada blok mesin), muffler (tabung penyaring di tengah pipa Canal Port di
bawah bodi), dan tail pipe (pipa ujung Canal Port). Canal Port
berfungsi utama sebagai pembuang sisa bahan bakar. Kebocoran pada Canal
Port mengakibatkan performa mesin bisa terhambat.
Busi (Spark Plugs)
Piranti ini bertugas sebagai pemantik api di dalam ruang bakar. Pada
mobil modern, kinerja busi dikontrol CDI (Capacitor Discharge Ignition).
Sedangkan pada mobil-mobil lama proses pengapian dikontrol platina.
Arus listrik yang diubah busi menjadi percikan api berasal dari coil
yang didistribusikan distributor melalui Kabel busi.
Distributor
Distributor memiliki kapasitas layaknya generator pembangkit tegangan
listrik. Rotor yang berada di dalam distributor digerakkan oleh
camshaft atau jackshaft. Sementara pada mesin horizontal, pergerakan
rotor berasal dari bagian belakang overhead camshaft. Pada mesin
berkonfigurasi V atau horizontal opposed (boxer), posisi distributor
mengarah vertical, atau sedikit miring.
Koil
Koil punya peran layaknya batu battery. Susunan dalam coil hampir
mirip dengan batu battery. Hanya sedikit lebih kompleks, seperti
terdapat iron core, kumparan pada kedua sisi iron core (secondary
winding), dan kutub positif (+) serta negatif (-). Tegangan listrik yang
dihasilkan kumparan (lilitan kawat tembaga) berasal dari setrum accu.
Dari koil tegangan listrik kemudian disalurkan ke distributor yang
kemudian oleh Kabel-kabel businya disebarkan kembali ke tiap-tiap busi.
Radiator
Komponen berbentuk kotak ini berdiri di depan blok mesin. Di belakang
grille depan. Radiator perlu diisi air karena berfungsi sebagai
pendingin mesin. Kipas yang berada di radiator berguna menghisap udara
dari luar agar masuk ke kisi-kisi radiator.
Saringan Udara (Air Filter)
Paling mudah mengetahui posisi saringan udara karena posisinya berada
di atas blok mesin. Terdapat corong udara di saringan udara. Sementara
di dalam saringan udara terdapat sekat-sekat berupa filter. Filter udara
inilah yang biasa dibersihkan agar pasokan udara ke karburator pada
mesin injection langsung masuk ruang bakar lebih bersih.
Transmisi
Tuas Transmisi
Tuas transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat percepatan laju
mobil. Posisi tuas perpindahan gear ini berada pada center console, atau
dihimpit kedua bangku depan. Meski begitu, pada beberapa mobil ada yang
menaruhnya di belakang lingkar kemudi. Cara mengoperasikan tuas
transmisi model manual tentu berbeda dengan otomatis.
Transmisi Manual
Sistem operasional transmisi model manual mengandalkan plat kopling
sebagai pengatur kecepatan putaran mesin pada flywheel dengan poros
transmisi.
Transmisi Otomatis
Prinsip kerjanya hampir sama dengan manual. Hanya pergerakan plat
kopling dikendalikan torque converter secara hidrolik, dibantu oli ATF
(Automatic Fluid Transmission).
Kopling (Clutch)
Komponen kopling berbentuk piringan. Materialnya terbuat dari asbes atau komposit. Mekanisme kerja kopling dipicu pegas sebagai pemisah putaran mesin sementara sebelum gear transmisi berpindah.
Rumah Kopling atau Dekrup (Clutch Cover)
Bentuknya menyerupai cetakan kue bolu. Di depan rumah kopling
terdapat sebilah komponen berbentuk cakram dengan pilah-pilah plat
menyerupai pancaran sinar matahari (spring finger). Di dalam rumah
kopling juga bersembunyi plat Kopling. Adapun fungsi spring finger untuk
membantu pegas kopling saat pedal kopling dipijak.
Diafragma
Kebanyakan mekanik menyebutnya sebagai “drek laher”. Piranti ini
bertugas menjaga putaran transmisi agar seirama dengan putaran mesin
supaya tenaga mesin tersalurkan dengan baik. Pada diafragma terdapat
pula bandul dan penyesuai jarak kopling dengan flywheel.
Synchromesh
Terdiri dari susunan roda gear. Komponen ini bertugas memindahkan
jalur roda gear ketika pergantian tingkat percepatan (pindah gear)
Synchromesh terdapat di dalam gear box terendam oli.
Kabel Kopling (Cable Operated Clutch)
Fungsi Kabel kopling menarik bandul kopling (release rork), sehingga
secara mekanisme plat kopling tertekan, Kabel plat kopling bisa dilihat
di belakang pedal kopling. Pada beberapa mobil-mobil terbaru, system
Kabel kopling diganti selang dengan mekanisme hidrolik.
Tiptronic
Sistem transmisi model baru di mana transmisi manual dan otomatis
digabungkan menjadi satu. Kerusakan pada system triptronic kebanyakan
berasal dari system computer.
Sequential
Model transmisi dengan metode perpindahan tingkat percepatan berurutan ke depan. Lazimnya di aplikasi pada mobil-mobil sport.
Kemudi
Tie Rod
Fungsi tie rod untuk menggeser arah roda. Secara mekanis pergerakan
didorong putaran lingkar kemudi. Posisi tie rod berada di belakang roda
dekat lengan ayun (wishbone). Secara fisik bentuknya seperti pipa besi
dengan salah satu ujungnya terhubung dengan ball joint. Bila arah roda
sudah tidak sesuai dengan pergerakan lingkar kemudi permasalahan utama
terletak pada tie rod. Susunan tie rod set berupa tie rod dan long tie
rod.
Balljoint
Bisa dikatakan punya fungsi sebagai engsel pergeseran roda depan.
Bagian ini mudah mengalami kerusakan apabila velg serta roda diganti di
luar ketentuan teknis masing-masing mobil.
Power-Assisted Steering (Powersteering)
Peran powersteering untuk meringankan putaran lingkar kemudi yang
menggerakkan arah roda, terutama ketika mobil sedang maneuver lambat
atau saat parker. Bila lingkar kemudi berat digerakkan, kemungkinan
mengalami kebocoran, sehingga tekanan oli di dalamnya melemah.
Rack & Pinion
Rack adalah roda vertical yang terhubung langsung dengan poros stir.
Adapun pinion merupakan gear horizontal pada poros penarik roda arah
roda. Kedua komponen itu berada di dalam rumah stir (steering housing).
Kerusakan rack and pinion mengakibatkan kemudi sulit digerakkan.
Gigi Cacing (Worm Gear)
Karena bentuk melingkar menyerupai cacing, maka worm gear kerap
disebut dengan gigi cacing. Posisi worm gear berada pada poros setir.
Adapun fungsinya sebagai pendukung kinerja rack and pinion. Worm
steering juga berfungsi untuk membatasi pergeseran arah roda.
Rem
Rem Tromol (Drum Brake)
Rem tromol memiliki cover berbentuk seperti cetakan kue bolu. Di
dalam cover tromol terdapat sepasang sepatu rem (brake shoe) Mekanisme
penghentian roda dilakukan dengan mengembangkan kedua brake shoe,
sehingga menghimpit dinding bagian dalam cover tromol. Adapun komponen
yang memicu mengembangnya kedua brake shoe, yaitu putaran batang
pengungkit (brake shoe floating cam). Pada intinya, gaya menghimpit rem
tromol dipicu gerak hidrolik atau pneumatic. Umumnya rem tromol
diaplikasikan pada kedua roda bagian belakang.
Rem Cakram (Disc Brake)
Seperti sebutannya, rem cakram ditandai dengan lempengan besi
berbentuk piringan atau cakram. Fungsi cakram sama seperti tromol, yaitu
bagian yang dihimpit. Adapun piranti yang menghimpit cakram disebut
brake pad. Brake pad bekerja karena dorongan oli secara hidrolik dari
brake caliper. Pada intinya, gaya menghimpit rem cakram dipicu gerak
hidrolik atau pneumatic. Rem cakram kebanyakan diaplikasikan pada kedua
roda bagian depan.
Brake Pad dan Brake Shoes
Brake pad merupakan kampas rem bagian depan yang digunakan untuk
menghimpit cakram. Brake shoes adalah kampas rem yang dipakai untuk
menekan dinding bagian dalam tromol. Material kampas rem terbuat dari
metal komposit atau karbon. Suara berdecit dari partikel debu metal yang
berada di permukaan kampas rem.
Master Rem
Master tem adalah komponen paling vital pada rem. Pada rem model
tromol fungsi master rem mendorong secara hidrolik brake shoe floating
cam agar mengungkit kedua brake shoe. Sementara pada rem model cakram
fungsinya menekan minyak rem agar masuk ke brake kaliper. Pergerakan
master rem juga dipicu tekanan minyak rem secara hidrolik dari booster
rem. Kerusakan master rem mengakibatkan rem tidak berfungsi. Posisi
master rem dapat dilihat di balik roda.
Booster Rem
Bentuknya seperti tabung dan diletakkan di dalam kap mesin, menempel
pada firewall (dinding pembatas ruang mesin dan kabin). Komponen
utamanya terdiri dari karet rem (rubber seal) dan piston utama (main
piston). Fungsi booster rem sebagai pemompa minyak rem ke master rem.
Kerusakan pada piston booster rem mengakibatkan suplai minyak rem ke
master rem terhambat, sehingga cengkeraman rem akan melemah dan pijakan
pada pedal rem cenderung berat (bila rubber seal sobek ataupun mengeras.
ABS (Antilock Braking System)
ABS dibuat untuk mencegah roda mengunci saat pengereman. Pada system
ABS terdapat pompa rem tambahkan yang dikontrol secara elektromekanik.
Fungsi pompa rem tambahan itu adalah mengatur distribusi tekanan
hidrolik dan volume minyak rem ke master rem. Komponen pompa ABS berada
di antara booster rem dan master rem, menempel pada firewall.
EBD (Electronic Brake Distributor)
Fungsi EBD adalah membagi porsi pengereman pada tiap-tiap roda sesuai
kebutuhan pada kondisi jalan serta kecepatan laju mobil. Cara kerjanya
hampir sama dengan ABS. Hanya, perangkat EBD dilengkapi sensor tambahan
guna mengontrol bobot pengereman yang dibutuhkan tiap-tiap roda.
Komponen EBD berada pada master rem di masing-masing roda.
Caliper
Terbagi atas tiga bagian utama, seal rem, piston dan bodi. Seal
berfungsi mencegah minyak merembes ke brake pad. Piston bertugas
mendorong kampas rem agar mengembang (pada system tem tromol) ataupun
menjepit (pada system rem cakram). Letak piston di dalam bodi master
rem. Untuk satu master rem terdiri dari dua piston atau lebih. Jumlahnya
bergantung Seberapa banyak kampas rem yang digunakan. Bila piston
berkarat dapat mengakibatkan kampas rem mengunci. Akibatnya, kampas rem
akan menempel terus pada tromol atau cakram.
Bleed Crew
Blew crew merupakan baut berongga pada master rem untuk membuang
angin. Masuknya angin di dalam master rem akibat pengaruh
gelembung-gelembung udara saat minyak rem dituangkan ke dalam tabung
reservoir. Pada mobil tertentu, terdapat sensor indicator guna
menginformasikan besarnya tekanan minyak rem (fluid pressure). Sensor
akan menghidupkan lampu pada panel instrument ketika tekanan minyak rem
tidak sesuai.
Rem Tangan (Hand Brake)
Mekanisme rem tangan terpisah dari system rem utama. Seluruh porsi
pengeremannya diberikan untuk roda belakang. Pergerakan rem tangan
dipicu Kabel sebagai penarik secondary piston rem bagian belakang. Pada
pangkal tuas rem tangan terdapat plat bulat bergerigi untuk mengatur
jarak tarikan rem yang lebih ideal (high adjuster plate
Langganan:
Postingan (Atom)